Alkisah disebuah kerajaan, di wilayah Lamongan tepatnya di wilayah Suwirek sepasang suami istri yang lugu, mereka bernama Kaki Ladok dan Nyai Ladok.

Pada suatu hari di wilayah Kaki Ladok dan Nyai Ladok terjadi peperangan sesama warga memperebutkan kekuasaan.

Kaki Ladok dan Nyai Ladok tidak mau ikut-ikutan dan merasa tidak membela kelompok yang satu maupun yang lain maka Kaki Ladok dan Nyai Ladok meninggalkan tempat yang bertikai tersebut, berjalan ke selatan.

Dan pada suatu ketika setelah menemukan wilayah yang dipandang damai sunyi tidak ada peperangan, Kaki Ladok dan Nyai Ladok berhenti untuk berencana membuat tempat tinggal yang cukup untuk didiami dua orang saja.

Dan keadaan diwaktu itu masih berupa hutan belantara, setelah beberapa tahun kemudian Kaki Ladok dan Nyai Ladok sudah punya momongan dan mempunyai hewan piaraan yang banyak sekali yaitu hewan kerbau yang dibawanya dari daerah peperangan juga berkembang sangat pesatnya, dan pada suatu ketika Kaki Ladok dan Nyai Ladok sering mengadakan upacara dengan jalan menyembelih kerbau.

Daging kerbau tersebut terlalu banyak untuk hidangan keluarga Kaki Ladok dan Nyai Ladok yang tidak bisa dihabiskan dalam waktu satu hari saja, sehingga makanan tersebut sampai berhari-hari juga tidak kunjung habis. Dan sisa daging kerbau tersebut dimasak DENDENG yang bisa dimakan walaupun lebih dari satu hari lamanya, bahkan sampai berhari-hari.

Pada suatu hari ada kelompok keluarga yang datang untuk memperkenalkan diri pasti disambut baik dengan makanan atau dijamu dengan masakan DENDENG daging kerbau, Lama kelamaan daerah Kaki Ladok dan Nyai Ladok terkenal kemana-mana, apabila berkunjung ketempat daerah Kaki Ladok dan Nyai Ladok selalu dijamu dengan masakan DENDENG kerbau.

Waktu demi waktu hari demi hari maka daerah tempat tinggal Kaki Ladok dan Nyai Ladok dikenal sebagai daerah yang bernama DENDENG. Dan seiring berkembangnya jaman Daerah tersebut akhirnya bernama GENDENG karena asal dari kata DENDENG. Yang mungkin karena kata tersebut didengar dari pendengaran orang Jawa dan lidah orang Jawa berganti menjadi GENDENG.

Dilihat dari arti "GENDENG" adalah "gila" maka kata-kata tersebut ditambahi dengan kata-kata BE agar artinya berbeda dan akhirnya menjadi BEGENDENG. Asal Begendeng yang sekarang tidak pada tempat yang sekarang ini, pada waktu berdirinya yaitu bertempat di Petilasan Kademangan yaitu di perbatasan antara Desa Begendeng dan Desa Lumpangkuwik. Dan sampai sekarang masih ada petilasannya berupa Pemakaman dan Lumpang yang terbuat dari batu terletak ditengah sawah Desa Begendeng.

Dan pada suatu ketika daerah tersebut yaitu GENDENG, para orang terdahulu mencari air terlalu jauh yaitu berada ditepian sungai Brantas, maka pusat pemerintahan dipindah ke tepi sungai Brantas untuk mempermudah para warga mengambil air dan tidak terlalu jauh dari pusat pemerintahan sampai dengan sekarang dan nama wilayah disebut Begendeng.

Dan pertama kali mendirikan Balai Pertemuan diberi tanda yaitu Pohon Beringin yang besar sekali dan suatu ketika Pohon Beringin tersebut juga pernah mati tapi tumbuh lagi sampai sekarang. Setelah Kaki Ladok dan Nyai Ladok wafat, sebagai petilasan terletak dibelakang Balai Desa yang diberi tanda Pohon Beringin, setelah menjadi Kademangan Begendeng yang menjabat sebagai Tali Pucuk kepemimpinan yang diketahui sampai sekarang yaitu tersebut dibawah ini:

NO. NAMA JABATAN PERIODE
1. KIDEMANG AL DERMOEYOEDO DEMANG Th. 1824 S/D 1851
2. GOENO LURAH Th. 1852 S/D 1874
3. MERTODONGSO LURAH Th. 1875 S/D 1885
4. KABOEL LURAH Th. 1886 S/D 1894
5. KROMOTIRTO LURAH Th. 1895 S/D 1908
6. KROMOREDJO LURAH Th. 1909 S/D 1911
7. SOEROTIKO LURAH Th. 1912 S/D 1941
8. TAMIDJO LURAH Th. 1941 S/D 1974
9. SOEBANDAR LURAH Th. 1975 S/D 1990
10. SOEBANDAR KEPALA DESA Th. 1991 S/D 1998
11. SUMARSONO KEPALA DESA Th. 1999 S/D 2006
12. SUMARSONO KEPALA DESA Th. 2007 S/D 2013
13. AHMAD DAHLAN KEPALA DESA Th. 2013 S/D 2019
14. SUMARSONO KEPALA DESA Th. 2019 S/D 2025

Dari jabatan yang pernah dijabat dari No. 1 sampai dengan No. 10 menurut keterangannya bahwa yang kuat menjabat sebagai pemimpin di desa pasti masih ada trah keturunan atau turun temurun.

Demikian cerita berdirinya Desa Begendeng, kami sebagai Tim Penulis masih menerima saran dan kritik yang membangun apabila ada kesalahan atau kekurangan dalam penulisan cerita berdirinya Desa Begendeng maka kami mohon kiranya untuk memberi masukan dan saran yang ditujukan kepada Kantor Kepala Desa Begendeng, Kecamatan Jatikalen, Kabupaten Nganjuk.

Demikian asal usul Pemerintahan Desa Begendeng.

Sumber : https://jatikalen.nganjukkab.go.id/desa/begendeng/profil/34